Kamis, 31 Januari 2013

Revolusi Islam Iran


Pimpinan  Revolusi Islam Iran, Ayatullah al-Udzam Sayid Ali Khamenei menilai pengobaran perang saudara sesama Muslim di negara-negara Islam sebagai strategi utama negara arogan dunia menghadapi Kebangkitan Islam.
Berbicara di depan pejabat pemerintah, lapisan masyarakat, tamu undangan Konferensi Internasional Persatuan Islam Ke-26 dan duta besar negara Islam di Tehran hari Selasa (29/1), Rahbar dengan transparan menjelaskan strategi musuh tersebut. Pertamuan ini juga bertepatan dengan peringatan kelahiran Rasulullah Saw dan Imam Jakfar Sadiq as, salah satu cucu nabi.
Seraya mengisyaratkan gelombang Kebangkitan Islam di Dunia Islam, khususnya di Afrika utara, Rahbar menyebutnya sebagai bagian dari terealisasinya janji Ilahi. Beliau juga menekankan bahwa dewasa ini strategi utama negara imperialis dunia dalam memerangi Kebangkitan Islam adalah menciptakan perpecahan dan permusuhan di antara Muslim negara Islam.


Rahbar menjelaskan bahwa di kondisi seperti ini sudah menjadi kewajiban bagi cendikiawan, ulama, politikus dan akademisi Dunia Islam untuk menjelaskan konspirasi musuh serta berupaya keras untuk menciptakan persatuan Islam. Saat ini gelombang Kebangkitan Islam dikawasan Timur Tengah dan Afrika utara telah berhasil mempersulit kepentingan musuh dan sebaliknya musuh juga berusaha keras untuk mengobarkan permusuhan di antara Muslim dengan memanfaatkan perbedaan parsial di antara mazhab.
Bangsa di kawasan setelah puluhan tahun mengecap represi dan penjajahan Barat terhadap Dunia Islam bangkit melawan imperialisme dunia dengan persatuan dan kesadaran mereka terhadap konspirasi musuh. Mereka juga berupaya untuk merealisasikan tuntutan legal dan memiliki pemerintahan Islam serta demokratis.
Bersamaan dengan terbentuknya Kebangkitan Islam dan tumbangnya diktator yang berafiliasi dengan Barat di Tunisia, Mesir, Libya dan Yaman, spirit anti Amerika dan Rezim Zionis Israel di negara-negara yang merasakan pegalaman revolusi kian kuat. Sebagai contoh, saat ini bangsa Mesir menuntut pemutusan dengan musuh kolektif uamt Islam yakni Israel, padahal di era pemerintahan diktator Hosni Mubarak, Mesir sepenuhnya berada di bawah cengkeraman Tel Aviv.
Tuntutan untuk meraih kehormatan, independensi dan kemurnian ajaran Islam adalah faktor-faktor pembentuk Kebangkitan Islam di kawasan yang menurut Rahbar bermula dari Republik Islam Iran dan kini menyebar di Dunia Islam. Kunci kemenangan Revolusi Islam Iran adalah kehormatan dan persatuan berbagai lapisan masyarakat seperti ulama, akademisi dan pedagang yang berhasil menumbangkan diktator Pahlevi serta membentuk pemerintahan Islam.
Bangsa Iran pasca kemenangan Revolusi Islam menghadapi beragam konspirasi musuh, namun bangsa ini berhasil mematahkan seluruh konspirasi busuk tersebut dengan persatuan dan kesadaran. Dan kini pengalaman Revolusi Islam Iran mulai menyebar ke dunia.
Seiring dengan meluasnya gerakan Kebangkitan Islam, musuh pun tidak tinggal diam dan senantiasa melancarkan konspirasi anti Islamnya dengan harapan mampu merebut revolusi rakyat yang berakar pada Islam dan spirit anti Amerika Serikat serta Israel demi kepentingan mereka. Di kondisi seperti ini, persatuan Islam semakin urgen untuk digalakkan.
Perang dan pembantaian di Suriah, boikot suara rakyat Bahrain dan mengobarkan perang saudara di Mesir termasuk hasil dari konspirasi dan fitnah perpecahan yang dilancarkan musuh-musuh Islam.
Rahbar seraya membongkar konspirasi musuh ini menilai solusi tunggal untuk menghadapi strategi berbahaya ini adalah persatuan di antara umat Islam. Beliau menekankan bahwa cendekiawan Dunia Islam harus berusaha merealisasikan persatuanIslam dengan menjelaskan konspirasi ini kepada masyarakat sehingga musuh tidak akan mampu mengobarkan perang saudara di antara umat Islam


Tidak ada komentar:

Posting Komentar