Pimpinan Revolusi Islam
Iran, Ayatullah al-Udzam Sayid Ali Khamenei menilai pengobaran perang saudara
sesama Muslim di negara-negara Islam sebagai strategi utama negara arogan dunia
menghadapi Kebangkitan Islam.
Berbicara di depan pejabat pemerintah, lapisan
masyarakat, tamu undangan Konferensi Internasional Persatuan Islam Ke-26 dan
duta besar negara Islam di Tehran hari Selasa (29/1), Rahbar dengan transparan
menjelaskan strategi musuh tersebut. Pertamuan ini juga bertepatan dengan
peringatan kelahiran Rasulullah Saw dan Imam Jakfar Sadiq as, salah satu cucu
nabi.
Seraya mengisyaratkan gelombang Kebangkitan
Islam di Dunia Islam, khususnya di Afrika utara, Rahbar menyebutnya sebagai
bagian dari terealisasinya janji Ilahi. Beliau juga menekankan bahwa dewasa ini
strategi utama negara imperialis dunia dalam memerangi Kebangkitan Islam adalah
menciptakan perpecahan dan permusuhan di antara Muslim negara Islam.
Rahbar menjelaskan bahwa di kondisi seperti ini
sudah menjadi kewajiban bagi cendikiawan, ulama, politikus dan akademisi Dunia
Islam untuk menjelaskan konspirasi musuh serta berupaya keras untuk menciptakan
persatuan Islam. Saat ini gelombang Kebangkitan Islam dikawasan Timur Tengah
dan Afrika utara telah berhasil mempersulit kepentingan musuh dan sebaliknya musuh
juga berusaha keras untuk mengobarkan permusuhan di antara Muslim dengan
memanfaatkan perbedaan parsial di antara mazhab.
Bangsa di kawasan setelah puluhan tahun
mengecap represi dan penjajahan Barat terhadap Dunia Islam bangkit melawan
imperialisme dunia dengan persatuan dan kesadaran mereka terhadap konspirasi
musuh. Mereka juga berupaya untuk merealisasikan tuntutan legal dan memiliki
pemerintahan Islam serta demokratis.
Bersamaan dengan terbentuknya Kebangkitan Islam
dan tumbangnya diktator yang berafiliasi dengan Barat di Tunisia, Mesir, Libya
dan Yaman, spirit anti Amerika dan Rezim Zionis Israel di negara-negara yang
merasakan pegalaman revolusi kian kuat. Sebagai contoh, saat ini bangsa Mesir
menuntut pemutusan dengan musuh kolektif uamt Islam yakni Israel, padahal di
era pemerintahan diktator Hosni Mubarak, Mesir sepenuhnya berada di bawah
cengkeraman Tel Aviv.
Tuntutan untuk meraih kehormatan, independensi
dan kemurnian ajaran Islam adalah faktor-faktor pembentuk Kebangkitan Islam di
kawasan yang menurut Rahbar bermula dari Republik Islam Iran dan kini menyebar
di Dunia Islam. Kunci kemenangan Revolusi Islam Iran adalah kehormatan dan
persatuan berbagai lapisan masyarakat seperti ulama, akademisi dan pedagang
yang berhasil menumbangkan diktator Pahlevi serta membentuk pemerintahan Islam.
Bangsa Iran pasca kemenangan Revolusi Islam
menghadapi beragam konspirasi musuh, namun bangsa ini berhasil mematahkan
seluruh konspirasi busuk tersebut dengan persatuan dan kesadaran. Dan kini
pengalaman Revolusi Islam Iran mulai menyebar ke dunia.
Seiring dengan meluasnya gerakan Kebangkitan
Islam, musuh pun tidak tinggal diam dan senantiasa melancarkan konspirasi anti
Islamnya dengan harapan mampu merebut revolusi rakyat yang berakar pada Islam dan
spirit anti Amerika Serikat serta Israel demi kepentingan mereka. Di kondisi
seperti ini, persatuan Islam semakin urgen untuk digalakkan.
Perang dan pembantaian di Suriah, boikot suara rakyat
Bahrain dan mengobarkan perang saudara di Mesir termasuk hasil dari konspirasi
dan fitnah perpecahan yang dilancarkan musuh-musuh Islam.
Rahbar seraya membongkar konspirasi musuh ini
menilai solusi tunggal untuk menghadapi strategi berbahaya ini adalah persatuan
di antara umat Islam. Beliau menekankan bahwa cendekiawan Dunia Islam harus
berusaha merealisasikan persatuanIslam dengan menjelaskan konspirasi ini kepada
masyarakat sehingga musuh tidak akan mampu mengobarkan perang saudara di antara
umat Islam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar