Kamis, 31 Januari 2013

Guru Impiratif


Menjadi guru tidak sekadar dituntut mengajar, namun harus mampu memupuk jiwa murid-murid dengan karakter yang luhur, memelihara mereka sebagai bibit penerus roda perjuangan bangsa. Namun hal itu tidak mudah seperti membalikkan kedua belah tangan. Butuh ketulusan, semangat, kesabaran dan tekad yang kuat. Kesalahan sedikit saja bisa menyebabkan kekacauan. Sampai sekarang pun pendidikan Indonesia belum sampai ke titik kesempurnaan.
Oleh karena itu, kehadiran buku kumpulan cerpen berjudul Menjadi Guru Inspiratif: Menyemai Bibit Bangsa ini patut diacungi jempol dalam menjawab problem di bangku pendidikan. Terdiri dari 13 cerita, buku ini merupakan kisah-kisah nyata dari penulis-penulisnya. A. Fuadi, penulis novel “Negeri 5 Menara”, dalam pengantar menyebutkan bahwa buku ini berisi kisah perjuangan guru yang penuh dengan kesungguhan dan semangat Man Jadda wajada.



Problem pendidikan yang mereka kisahkan begitu menyentuh hati pembaca. Dan tidak berlebihan bila A. Fuadi menyebut ketiga belas penulis buku ini sebagai petani peradaban yang mampu merubah nasib bangsa melalui kisah-kisah heroik.
Cerpen berjudul “Pejuang Pasar” misalnya, berkisah tentang perjuangan Rakhma, seorang pengajar anak-anak jalanan yang rela menyusuri lorong-lorong sempit pasar hanya untuk menemui anak-anak didiknya. Tidak mudah memberi motivasi belajar mereka dalam kondisi keluarga dan lingkungan seperti itu. Lebih lebih keadaan ekonomi mereka yang tak mendukung. Namun berkat usahanya, belasan anak-anak jalanan bersedia belajar bersamanya, seperti layaknya belajar di sekolah yang bahkan tak pernah mereka impikan.
Ada lagi cerpen berjudul “Istana Impian”, mengisahkan tekad seorang guru di Sungai Bahar yang “mengompori” warga masyarakatnya untuk mendirikan SMA. Di sela-sela kesibukannya, ia selalu menjelaskan kepada warga akan pentingnya pendidikan bagi anak. Usahanya tidak sia-sia, niatnya mendapat sambutan baik terutama dari kepala desa.
Namun setelah semuanya sepakat, ia justru dihadapkan dengan masalah besar, bagaimana memulainya sementara tak ada biaya sama sekali untuk mewujudkan mimpi besar ini. Akhirnya atas pengarahan kepala desa, warga bersedia bersama-sama membangun sekolah. Mereka rela hasil panen sawitnya dipotong diserahkan untuk iuran pembangunan sekolah.
Selanjutnya cerpen “Kelas Matahari” mengisahkan kesabaran seorang guru TK yang disebut spesialis anak-anak bermasalah. Selama tujuh tahun mengajar, dia tidak pernah mendapatkan kesulitan. Seperti apapun model kenakalan anak, pasti dapat ditanganinya. Yang mencengangkan, baginya julukan anak bermasalah tidaklah tepat. Semua anak tidak diciptakan sebagai produk gagal atau error, tetapi hanya memerlukan perhatian ekstra dan kebesaran hati dari gurunya untuk memahami. Keyakinan inilah yang setiap saat memberi angin segar bagi dirinya dalam menjalankan tugas.
“Terdampar di Pesantren” adalah satu-satunya cerpen islami dalam buku ini. Cerpen ini mengisahkan kearifan seorang Kyai terhadap santri-santrinya yang tidak 'kerasan' belajar di pesantren. Misalnya saat ada beberapa santri yang secara diam-diam mengintip atau bermain di luar pondok. Tentu saja pengurus bagian keamanan marah-marah dan membawa gerombolan 'kriminal' itu ke kediaman kyai.
Namun yang dilakukan Kyai malah sebaliknya, menyuruh membawa mereka kembali lagi sambil berpesan “Siapa yang bertambah ilmunya tapi tidak bertambah dekat dengan pencipta, hanya bertambah sesat belaka”. Pengampunan dari Kyai tidak lantas membuat mereka mendongakkan kepala karena tidak jadi dihukum. Mereka justru sadar akan kesalahannya dan betah belajar di pesantren.
Buku ini penting dibaca oleh setiap guru yang membutuhkan inspirasi mengajar serta menginginkan perubahan mendasar dalam dunia pendidikan. Lebih-lebih bagi pembaca yang sudah bosan membaca buku-buku pendidikan lain. Balutan aroma sastra dengan bahasa sederhana akan lebih memudahkan pembaca dalam mencerna dan mempraktikkannya.
______________________________________________
Peresensi: M. Amsar Roedi, Penikmat buku, tinggal di Demak
Judul      : Menjadi Guru Inspiratif: Menyemai Bibit Bangsa
Penulis    : A. Fuadi, dkk
Penerbit  : Bentang Pustaka
Tebal      : 186 halaman
Cetakan  : I, Desember 2012
ISBN      : 978-602-8811-80-4

Sumber: Rimanews

Tidak ada komentar:

Posting Komentar